Dampak Pariwisata Menurut Soekadijo (2001) dan James J. Spillane (1987)
Pengembangan
pariwisata pada dasarnya dapat membawa berbagai manfaat bagi masyarakat di
daerah. Seperti diungkapkan oleh Soekadijo (2001) dalam Nasrul Qadarrochman
(2010), manfaat pariwisata bagi masyarakat lokal, antara lain:
Pariwisata memungkinkan adanya kontak antara orang-orang dari bagian-bagian dunia yang paling jauh, dengan berbagai bahasa, ras, kepercayaan, paham, politik, dan tingkat perekonomian. Pariwisata dapat memberikan tempat bagi pengenalan kebudayaan, menciptakan kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Sarana-sarana
pariwisata seperti hotel dan perusahaan perjalanan merupakan usaha-usaha yang
padat karya, yang membutuhkan jauh lebih banyak tenaga kerja dibandingkan
dengan usaha lain. Manfaat yang lain adalah pariwisata menyumbang kepada neraca
pembayaran, karena wisatawan membelanjakan uang yang diterima di negara yang
dikunjunginya. Maka dengan sendirinya penerimaan dari wisatawan mancanegara itu
merupakan faktor yang penting agar neraca pembayaran menguntungkan yaitu
pemasukan lebih besar dari pengeluaran.
Dampak positif yang
langsung diperoleh pemerintah daerah atas pengembangan pariwisata tersebut
yakni berupa pajak daerah maupun bukan pajak lainnya. Sektor pariwisata
memberikan kontribusi kepada daerah melalui pajak daerah, laba Badan Usaha
Milik Daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah berupa pemberian hak atas
tanah pemerintah. Dari pajak daerah sendiri, sektor pariwisata memberikan
kontribusi berupa pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
minuman beralkohol serta pajak pemanfaatan air bawah tanah.
Menurut James J.
Spillane (1987) dalam Nasrul Qadarrochman (2010), belanja wisatawan di daerah
tujuan wisatanya juga akan meningkatkan pendapatan dan pemerataan pada
masyarakat setempat secara langsung maupun tidak langsung melalui dampak
berganda (multiplier effect). Dimana di daerah pariwisata dapat menambah
pendapatannya dengan menjual barang dan jasa, seperti restoran, hotel,
pramuwisata dan barang-barang souvenir. Dengan demikian, pariwisata harus
dijadikan alternatif untuk mendatangkan keuntungan bagi daerah tersebut.
--- --- ---
Sumber:
Skripsi Linda Agustiana, Analisis Efisiensi Obyek Wisata Di
Kabupaten Wonosobo (Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Tahun 2013)
Post a Comment for "Dampak Pariwisata Menurut Soekadijo (2001) dan James J. Spillane (1987)"