Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Pendorong Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja

A. Penerimaan kredit modal kerja 
Industri kecil, khususnya di Indonesia menghadapai dua masalah utama dalam aspek finansial: mobilisasi modal awal (star-up capital) dan akses ke modal kerja, seperti finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Untuk mengatasi permasalahan permodalan biasanya pemilik industri kecil melakukan pinjaman / kredit ke bank ataupun lembaga keuangan lainnya guna mendukung kelancaran usahanya.


Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1998 dalam pasal 1;b kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.



Menurut Hasibuan (2006) fungsi kredit adalah: Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian, memperluas lapangan kerja bagi masyarakat, memperlancar arus barang dan arus uang, meningkatkan hubungan internasional, meningkatakan produktifitas dan yang ada, meningkatkan daya guna (utility) uang, meningkatkan gairah berusaha masyarakat, Memperbesar modal kerja perusahaan, Meningkatkan income per capita (IPC) masyarakat, mengubah cara berfikir/ bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.

Namun untuk melakukan pinjaman / kredit tidaklah mudah karena masih terkendala dengan persyaratan yang terlalu berat dan administrasi yang terlalu bertele-tele.


Jadi dengan adanya pinjaman / kredit ke Bank atau lembaga keuangan maka masalah modal usaha dapat teratasi. Dengan adanya modal yang cukup maka kelangsungan usaha dapat dipertahankan dan masih tetap dapat melakukan produksi sehingga dapat menyerap tenaga kerja untuk melakukan proses produksi.

Hubungan pendidikan pengusaha terhadap pertumbuhan penyerapan tenaga kerja.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembagan sumber daya manusia. Pendidikan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Penyelidikan mendukung pendapat bahwa negara-negara dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat (Payaman J Simanjutak, 58)

Begitu juga halnya yang terjadi dalam industri kecil, pengusaha yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi akan lebih baik dalam produktivitas kerjanya dan juga dalam mengelola usaha, hal tersebut sesuai dengan teori human capital bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan.

B. Modal kerja
Modal kerja adalah modal lancar yang meliputi seluruh uang tunai dan persediaan barang yang digunakan untuk kegiatan usaha (proses produksi) oleh pengguna (BPS 2009). Menurut Sri Handayani (2002) variabel yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja salah satunya adalah modal. Dalam praktiknya faktor-faktor produksi baik sumber daya manusia maupun non sumber daya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan menambah penggunan tenaga kerja (Sri Handayani, 2002)

Modal kerja merupakan faktor penting lainnya dalam pengembangan usaha, disamping faktor sumber daya manusia dan teknologi. Salah satu karakteristik industri kecil adalah relatif besarnya modal sendiri dalam struktur modal perusahaan, hal ini dikarenakan lemahnya akses industri kecil terhadap sumber dana dari lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya.( Mahmud Thoha, 1998, dikutip dari melinda 2009). Tersedianya dana (modal) merupakan salah satu syarat untuk dapat dilakukannya berbagai kegiatan produksi perusahaan atau industri sehari-hari. Bersama dengan sumber daya ekonomi lainnya (manusia, bahan baku, peralatan dan teknologi) modal yang digunakan dalam perusahaan atau industri untuk menciptakan hasil (output) tertentu yang berwujud keuntungan (laba) bagi pengusaha.

Penggunaan modal kerja untuk industri besar dan kecil pada umumnya berbeda. Modal kerja untuk industri kecil cenderung menggunakan tenaga manusia, pada intinya tidak menggunakan teknologi yang canggih. Modal kerja yang berupa uang dan barang yang ada cenderung digunakan untuk membeli bahan mentah untuk memproduksi barang yang diinginkan, sehingga dengan adanya penanaman bahan mentah untuk memproduksi barang maka akan menambah penggunaan tenaga kerja.



C. Jenis Industri 
Dalam industri mempunyai berbagai macam jenis klasifikasi industri dimana setiap industri mempunyai kapasitas dan karakteriristik yang berbeda contohnya dalam hal penyerapan tenaga kerja. Menurut Piet Rietveld dan Youdi Schipper (1993) dalam penelitiannya mengenai pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah bahwa jenis industri furniture dan manufactur sebagai kegiatan utama memiliki pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi daripada industri lainnya.



D. Usia Usaha 
Hubungan antara usia perusahaan dan pertumbuhan perusahaan kecil di negara-negara berkembang sangat kuat. UMK muda tumbuh secara substansial lebih cepat rata-rata dari rekan-rekan mereka yang lebih tua lakukan. Studi di Afrika dan Amerika Latin menunjukkan bahwa UMK muda lebih mungkin untuk menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi dibandingkan dengan UMK yang telah ada lebih lama (Mead & Liedholm, 1998; Parker, 1995) dalam Simeon Nichter Dan Lara Goldmark (2009) dan studi lainnya menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan rata-rata perusahaan menurun dengan usia (misalnya, Burki & Terrell, 1998) dalam Simeon Nichter Dan Lara Goldmark (2009). Di sisi lain, beberapa studi di negara berkembang menunjukkan bahwa perusahaan benar-benar menderita kerugian produktivitas sebagai mereka menjadi lebih tua (Burki & Terrell, 1998) dalam Simeon Nichter Dan Lara Goldmark (2009) Dengan kata lain, dalam sampel yang diteliti di sini, penciptaan lapangan kerja yang paling signifikan terjadi dalam 15 tahun pertama setelah establishment.Stated umumnya, dapat dikatakan bahwa ada hubungan terbalik antara pertumbuhan lapangan kerja dan usia perusahaan (Piet Rietveld,1993).



Sumber:
Pratama Diyan, (2012). Analisis Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Kabupaten Jepara. Skripsi S1, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Tahun 2012.

Post a Comment for "Faktor Pendorong Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja"