Teori-Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi
Ada beberapa model pertumbuhan ekonomi yang berkembang hingga saat ini, yaitu: Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, Teori Pertumbuhan Neo Klasik, Model Pertumbuhan Interegional, Teori Pertumbuhan Harrod-Domar dan Teori Pertumbuhan Kuznet.
a. Teori Pertumbuhan
Ekonomi Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi klasik merupakan salah satu
dasar dari teori pertumbuhan yang dipakai baik dari dulu sampai sekarang. Teori
pertumbuhan ekonomi klasik dikemukakan oleh tokoh-tokoh ekonomi seperti Adam
Smith dan David Ricardo.
Menurut Smith (dalam Arsyad,1999)
membedakan dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu : Pertumbuhan output
total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output total sistem produksi
suatu negara dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Sumber Daya Alam yang Tersedia
Apabila sumber daya alam belum
dipergunakan secara maksimal maka jumlah penduduk dan stok modal merupakan
pemegang peranan dalam pertumbuhan output. Sebaliknya pertumbuhan output akan
terhenti apabila penggunaan sumber daya alam sudah maksimal.
2. Sumber Daya Insani
Jumlah penduduk akan menyesuaikan
diri dengan kebutuhan akan angkatan kerja yang bekerja dari mayarakat.
3. Stok Barang Modal
Jumlah dan tingkat pertumbuhan output
tergantung pada laju pertumbuhan stok modal.
b. Teori Pertumbuhan
NeoKlasik
Teori pertumbuhan neo klasik dikembangkan oleh dua
orang ekonom yaitu : Robert Solow dan Trevor Swan. Teori neoklasik berpendapat
bahwa pertumbuhan ekonomi bersumber pada penambahan dan perkembangan
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran agregat. Teori pertumbuhan ini juga
menekankan bahwa perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi
merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi (Sukirno,2005).
Teori neoklasik juga membagi tiga
jenis input yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu :
1. Pengaruh modal dalam pertumbuhan
ekonomi
2. Pengaruh teknologi dalam
pertumbuhan ekonomi
3. Pengaruh angkatan kerja yang bekerja
dalam pertumbuhan ekonomi
Teori neoklasik memiliki pandangan
dari sudut yang berbeda dari teori klasik yaitu dari segi penawaran.
Pertumbuhan ekonomi ini bergantung kepada fungsi produksi, persamaan ini
dinyatakan dengan :
dimana Y adalah output, K adalah
modal, L adalah angkatan kerja yang bekerja dan T adalah teknologi. Karena
tingkat kemajuan teknologi ditentukan secara eksogen maka model neo klasik
Solow juga disebut model pertumbuhan eksogen.
Model Solow memiliki beberapa
kekurangan dan untuk memperbaikinya dengan memecah total faktor produksi dengan
memasukan variabel lain, dimana variabel ini dapat menjelaskan pertumbuhan yang
terjadi. Model ini disebut model pertumbuhan endogen.
Model pertumbuhan endogen beranggapan
bahwa perdagangan internasional penting sebagai faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Model perdagangan internasional diukur melalui aktifitas
ekspor dan impor, yaitu:
Dimana Y adalah output, A adalah
indeks prokduktifitas, K adalah modal, L adalah angkatan kerja yang bekerja, i
adalah tahun, sedangkan indeks produktifitas (A) adalah fungsi dari ekspor (X)
dan impor (M), yaitu:
Ada beberapa ahli ekonom seperti
Mankiw, Romer dan Weil melakukan studi untuk penyempurnaan model pertumbuhan
ekonomi neoklasik untuk memperjelas dan menambahkan dasar teoritis bagi sumber
pertumbuhan ekonomi (Esa Suryaningrum,2000). Model Solow hanya dapat menerangkan
hubungan modal dan angkatan kerja yang bekerja saja, sehingga ditambahkan lagi
variabel mutu modal manusia untuk membantu menjelaskan pola pertumbuhan ekonomi
selain modal dan angkatan kerja yang bekerja, yaitu :
Dimana Y adalah output, K adalah
modal, L adalah tenaga keja, T adalah teknologi dan H adalah modal manusia.
c. Model Pertumbuhan
Interregional
Model pertumbuhan interregional menambahkan
faktor-faktor yang bersifat eksogen yang berarti tidak terikat kepada kondisi
internal perekonomian wilayah. Model ini hanya membahas satu daerah dan tidak
memperhatikan dampak dari daerah lain, maka model ini disebut dengan model
interregional. Teori ini sebenarnya merupakan perluasan dari teori basis ekspor
sehingga diasumsikan selain ekspor, pengeluaran pemerintah dan investasi
bersifat eksogen dan saling terkait dengan satu sitem dari daerah lain. Teori
neoklasik berpendapat faktor teknologi ditentukan secara eksogen dari model.
Kekurangan dalam keberadaan teknologi ini yang menyebabkan munculnya teori baru
yaitu teori pertumbuhan endogen.
d. Teori Pertumbuhan
Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar merupakan penyempurnaan dari
analisis Keynes yang dianggap kurang lengkap. Dalam teori ini Harrod-Domar
menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan
berkembang dalam jangka panjang. Teori ini ingin menunjukan syarat yang
dibutuhkan supaya perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan baik
(Arsyad,1999).
Harrod-Domar (dalam Sadono,2005),
menyatakan supaya seluruh barang modal yang tersedia dapat digunakan
sepenuhnya, permintaan agregat harus bertambah sebanyak kenaikan kapasitas
barang modal yang terwujud sebagai akibat dari investasi masa lalu. Jadi untuk
menjamin pertumbuhan ekonomi yang baik maka nila investasi dari tahun ketahun
harus selalu naik.
Model pertumbuhan Harrod-Domar secara
sederhana dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Tabungan (S) merupakan suatu
proporsi (s) dari output total (Y), maka secara persamaan:
S=sY
2. Investasi (I) didefinisikan
sebagai perubahan stok modal (K) yang diwakili oleh ΔK, sehingga persamaanya:
I=ΔK
Karena jumlah stok modal K mempunyai
hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional Y seperti ditunjukan rasio
modal-output, k, maka :
I = kΔY
3. Versi sederhana dari teori
Harrod-Domar, yaitu:
ΔY/Y = s/k
Dari persamaan teori Harrod-Domar
dapat dijelaskan terdapat hubungan positif antara pendapatan nasional dengan
rasio tabungan apabila terdapat kenaikan GDP maka rasio tabungan akan naik. Hal
ini akan terjadi apabila tidak ada pengaruh dari pemerintah. Harrod-Domar
menjelaskan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sangat mudah, yaitu dengan
menabung atau berinvestasi sebanyak mungkin dan laju pertumbuhan ekonomi akan
meningkat.
e. Teori Pertumbuhan
Kuznet
Pertumbuhan ekonomi Kuznet menunjukan adanya kemampuan
jangka panjang dari pertumbuhan ekonomi suatu negara untuk menyediakan barang-barang
ekonomi kepada rakyatnya. Hal ini dapat dicapai apabila ada kemajuan dibidang
teknologi, kelembagaan dan penyesuaian idiologi.
Teori pertumbuhan Kuznet dalam
analisinya menambahkan enam karakteristik pertumbuhan ekonomi suatu negara,
yaitu :
1. Tingginya tingkat pendapatan
perkapita
2. Tingginya produktifitas tenaga
kerja
3. Tingginya faktor transformasi
struktur ekonomi
4. Tingginya faktor transformasi
sosial idiologi
5. Kemampuan perekonomian untuk
melakukan perluasan pasar
6. Adanya kesadaran, bahwa
pertumbuhan ekonomi sifatnya terbatas
--- --- ---
Sumber:
Skripsi Eko Pambudi, Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah),
Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Tahun 2013
Post a Comment for "Teori-Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi"