Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tinjauan Teori Pemasaran

Tinjauan Teori Pemasaran

A. Perkembangan Definisi Pemasaran
Banyak buku dan tinjauan literatur mengenai definisi dan arti dari pemasaran. Ilmu pemasaran telah muncul dan terus berkembang hingga saat ini. Ahli pemasaran Indonesia, Hermawan Kertajaya (2003,3) merumuskan perkembangan definisi pemasaran dalam bukunya MarkPlus on Strategy. Dalam buku tersebut dijabarkan bahwa Profesor Michael J. Baker dalam bukunya Marketing, an Introductory Text (1997) mendata 16 definisi berbeda tentang pemasaran, yang diambil dari berbagai sumber sesuai dengan urutan kronologis. Perkembangan disiplin ilmu marketing sejak profesor bidang pemasaran yang pertama dinobatkan di Wharton Business School di era 1880-an.

Tahun 1920 Cherington menyatakan bahwa fungsi pemasaran adalah membangun hubungan. Walaupun bukan definisi yang pertama, definisi tersebut menyatakan pandangan yang ada pada akhir abad 19 dan awal abad 20 bahwa pemasaran tak lain adalah menguhubungkan penjual dan pembeli potensial satu sama lain.



Hermawan Kertajaya juga mengemukakan pada tahun 1953, Brech mendefinisikan pemasaran sebagai proses dalam menentukan permintaan konsumen akan sebuah barang atau jasa, memotivasi penjualannya, dan mendistribusikannya ke dalam konsumsi akhir, dengan keuntungan sebagai imbalannya. Definisi ini berkembang selama periode restrukturisasi ekonomi yang mengikuti berakhirnya perang dunia kedua, definisi tersebut memandang lebih jauh lagi mengenai pemasaran sebagai suatu funsgi komersial atau bisnis yang dimotivasi oleh keuntungan. Sehingga pemasaran telah dikembangkan dan disebarkan melalui seluruh sektor ekonomi baik dalam bidang yang menghasilkan keuntungan maupun nirlaba.

Sedangkan pada tahun 1954, Peter Drucker, yang sering disebut sebagai guru manajemen, mengatakan pemasaran bukanlah sekadar perluasan dari penjualan. Pemasaran bukanlah sebuah aktivitas yang khusus, melainkan meliputi keseluruhan bisnis. Pemasaran adalah keseluruhan bisnis yang dilihat dari sudut pandang hasil akhir yang dicapai, yaitu dari sudut pandang pelanggan. Ia menambahkan bahwa “Only marketing and innovation generate revenue, the rest creates cost”.

Selanjutnya pada era 1960-an, 1970-an dan 1980-an, berbagai definisi yang populer pada waktu itu dikemukakan oleh beberapa ahli pemasaran adalah sebagai berikut : Kotler (1972) “Pemasaran adalah sekumpulan aktivitas manusia yang ditujukan untuk memfasilitasi dan melaksanakan pertukaran”.
Baker (1976) ”Pemasaran berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan (mutually satisfying exchange relationship).”
Kotler (1988) “Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi saat ini, mendefinisikan dan mengukur besarnya (magnitude), menentukan target market mana yang paling dilayani paling baik oleh sebuah organisasi, serta menentukan program- program dari produk dan jasa yang tepat untuk melayani pasar ini. Maka pemasaran menjadi penghubung antara suatu kebutuhan masyarakat dan pola dari respons industri”.

Selain beberapa pendapat yang dikemukan di atas, terdapat pula beberapa penjelasan dari organisasi profesional pemasaran, antara lain:
(Manajemen) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang serta jasa, ide untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok yang dituju, dimana proses ini dapat memuaskan pelanggan dan tujuan perusahaan (American Marketing Association/ AMA 1985)

Pemasaran adalah proses manajemen untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan pelanggan secara menguntungkan (The Chartered Institute of Marketing, 1997)

Pemasaran adalah aktivitas yang memfasilitasi dan memperlancar suatu hubungan pertukaran yang saling memuaskan melalui penciptaan, pendistribusian, promosi, dan penentuan harga dari suatu produk (barang, jasa serta ide-ide), (Marketing association of Australia and New Zealand/ MAANZ)

Kemudian setelah menguraikan beberapa definisi diatas, definisi pemasaran menurut Hermawan (2003:11) yang mencakup definisi seluruh dunia adalah sebagai berikut: Marketing is a strategic business discipline that directs the process of creating, offering, and changing value from one initiator to its stakeholder.


B. Strategi Pemasaran
Konsep utama pemasaran bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya adalah untuk memenuhi kepuasan konsumennya agar perusahaan dapat menjalankan usahanya selama mungkin. Kepuasan konsumen akan memberikan keuntungan kepada perusahaan sebab konsumen akan selalu membeli ulang (repurchase) produk/jasa dari perusahaan tersebut. Keuntungan lainnya bagi perusahaan adalah akan berkembangnya word of mouth yang baik, karena hal ini merupakan salah satu cara promosi produk yang paling efektif bagi perusahaan untuk meningkatkan brand awareness produknya di masyarakat.

Menurut David W. Cravens, strategi pemasaran terdiri dari analisis, pengembangan strategi dan aktivitas pelaksanaan dalam pengembangan visi tentang ketertarikan pasar terhadap organisasi, strategi pemilihan target pasar, penentuan tujuan perusahaan, dan pengembangan, pelaksanaan dan pengelolaan perencanaan strategi penempatan program pemasaran untuk memenuhi nilai yang dibutuhkan oleh konsumen pada setiap target pasar. Tujuan utama dari strategi pemasaran lebih pada daya guna perusahaan daripada peningkatan penjualan.

Menurut Wells dan Prensky (1999:14) dalam buku Consumer Behaviour-nya : Marketing strategy is the approach to satisfying a clearly difined set of customers by designing a product that satisfying them, pricing cost they will pay, communicating about the product with them, and deliverying it to them.

Kutipan di atas dapat diartikan secara bebas yaitu strategi pemasaran adalah suatu pendekatan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang telah didefinisikan (STP-nya) dengan cara merancang produk yang dapat memuaskan mereka, harga yang akan dibayar oleh mereka, mengkomunikasikan tentang produk kepada mereka dan mengantarkan produk tersebut kepada mereka.


B.1. Proses Strategi Pemasaran
Sebelum memasuki proses strategi pemasaran, terlebih dahulu harus melihat proses bisnis. Proses bisnis meliputi pemilihan nilai, memberikan nilai tersebut dan menyampaikannya. Tahap pertama yaitu pemilihan nilai adalah pekerjaan pemasar sebelum produk itu ada. Para pemasar telah memulai melakukan segmentasi pasar, memilih pasar sasaran dan penentuan posisi produknya (STP). Kemudian langkah selanjutnya adalah memberikan nilai yang telah dipilih tersebut ke produk atau jasa. Produk dan jasa yang nyata harus dijabarkan dengan teliti, harga sasaran harus ditetapkan dan produknya harus dibuat dan disalurkan. Sedangkan tahap ketiga adalah menyampaikan nilai tersebut, pada tahap ini peranan pemasaran taktis sangat diperlukan dalam menggunakan tenaga penjual, promosi penjualan, iklan dan promosi lainnya untuk memberikan informasi penawaran kepada pasar.
Proses Strategi Pemasaran

Proses pemasaran strategis sendiri terdiri dari :
1. Analisis situasi pasar

  • menganalisa pasar
  • segmentasi pasar
  • menganalisa pesaing
  • sistem informasi pemasaran dan riset


2. Mendesain strategi pemasaran

  • strategi penetapan pasar dan penentuan posisi
  • strategi pemasaran untuk situasi perencanaan produk baru


3. Pengembangan proses pemasaran strategi portfolio produk

  • strategi penetapan harga
  • strategi promosi


4. Implementasi dan pengolahan strategi pemasaran

  • mendesain organisasi yang efektif
  • implementasi strategi pemasaran dan pengendalian yang terpilih



B.2 Penyusunan Strategi Pemasaran
Langkah selanjutnya dalam proses strategi pemasaran adalah melakukan pengembangan strategi pemasaran yang terdiri dari :

  • Analisis segmentasi pasar
  • Pemilihan target pasar
  • Penentuan strategi positioning produk
  • Pengembangan strategi bauran pemasaran




C. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah usaha untuk melakukan pembagian pasar ke dalam segmen- segmen tertentu dari pembeli. Segmentasi pasar diperlukan jika perusahaan akan melakukan penelitian terhadap perbedaan dasar untuk membentuk segmen-segmen pasar, pengembangan profil hasil segmentasi pasar dan pengembangan pengukuran dari masing-masing segmen yang menarik. Pengertian segmentasi menurut George S. Day (Cravens, 112) yaitu proses penempatan pembeli dalam suatu pasar-produk ke dalam sub kelompok jadi anggota dari tiap segmen menunjukkan respon yang sama pada suatu strategi positioning yang khusus. Kesamaan pembeli diindikasikan dari jumlah dan frekuensi pembelian, loyalitas terhadap merek khusus, bagaimana produk digunakan dan pengukuran respon lainnya. Jadi segmentasi adalah proses identifikasi dengan tujuan penemuan sub kelompok dari pembeli pada suatu pasar. Peluang untuk segmentasi terealisasi ketika fungsi perbedaan dari respon kebutuhan pembeli memenuhi kebutuhan pasar untuk dibagi menjadi segmen-segmen dengan fungsi kebutuhan yang berbeda-beda.


Segmentasi perlu dilakukan karena dalam menawarkan suatu produk, perusahaan tidak dapat memuaskan semua konsumen dalam pasar. Setiap segmen pasar ini mewakili kelompok pembeli yang relatif homogen, seperti keinginan, lokasi, perilaku maupun cara-cara mereka membeli suatu produk. Masing-masing variabel tersebut dapat digunakan untuk membedakan satu kelompok pasar dengan kelompok lainnya. Beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk menentukan segmentasi pasar yaitu :

1. Berdasarkan Geografi (Geographic Segmentation)
Pembagian ini didasarkan dari ukuran wilayah, kepadatan, iklim, dan sebagainya.

2. Berdasarkan Demografi (Demographic Segmentation)
Pembagian ini didasarkan dari umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ukuran keluarga, agama, ras, kewarganegaraan, dan sebagainya.

3. Berdasarkan Psikologis (Psycographic Segmentation)
Pembagian ini didasarkan pada kelas sosial, gaya hidup, kepribadian.

4. Berdasarkan Perilaku (Behavioral Segmentation)
Pembagian ini didasarkan pada tingkat pemakaian, manfaat yang dicari, status pemakai, status kesetiaan, sikap pada produk, dan sebagainya.


Untuk dapat membagi-bagi pasar ke dalam segmen-segmennya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Agar pemanfaatannya dapat maksimal maka pembagian pasar dalam segmen-segmennya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Dapat diukur
Ukuran, daya beli dan profil segmen dapat diukur dengan cara tertentu. Beberapa variabel segmentasi tertentu dalam kenyataannya tidak mudah diukur.

2. Besarnya
Suatu kelompok layak untuk dipilih sebagai segmen apabila memiliki anggota yang cukup besar dan/atau cukup menguntungkan untuk dipilih sebagai segmen ditinjau dari segi pemasaran. Dengan demikian, segmen pasar haruslah merupakan kelompok konsumen homogen yang cukup besar sedemikian rupa sehingga cukup layak atau menguntungkan untuk dapat dilakukan penyusunan program pemasaran yang khusus untuk segmen tersebut.

3. Dapat diakses
Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.

4. Dapat dibedakan
Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran pemasaran yang berbeda.

5. Dapat diambil kesimpulan
Seberapa jauh program pemasaran yang disusun dapat direalisasikan untuk melayani segmen-segmen tersebut.



D. Target Pasar
Setelah segmentasi pasar dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan pemilihan terhadap satu atau beberapa dari segmen pasar tersebut untuk dijadikan target pasar. Dalam melakukan pemilihan target pasar dari segmen tertentu, umumnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menilai dan memilih segmen pasar
Langkah awal yang penting dilakukan adalah menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada. Penilaian dilakukan untuk jangka waktu yang relatif pendek maupun untuk jangka panjang. Berdasarkan penilaian tersebut, dapat dipilih segmen pasar mana yang akan dijadikan target dengan memperhatikan ukuran, pertumbuhan, daya tarik struktural, tujuan dan sumber daya.

2. Memilih strategi meliputi pasar yang sesuai
Ada lima strategi meliputi pasar yang dapat dipilih, yaitu :
Lima Pola dari Pemilihan Target Pasar

1. Strategi untuk segmen yang sama (single segment strategy)
Strategi ini juga dikenal sebagai strategi terkonsentrasi.
Satu segmen pasar (bukan keseluruhan pasar) yang dilayani dengan satu bauran pemasaran. Pendekatan satu segmen ini seringkali menjadi pilihan bagi perusahaan yang kecil dengan sumber daya yang terbatas.

2. Strategi untuk segmen yang dipilih secara khusus (selective specialization)
Ini adalah strategi untuk beberapa jenis segmen. Bauran pemasaran yang berbeda ditawarkan untuk segmen yang berbeda. Produk ini sendiri bisa berbeda ataupun tidak, pada beberapa kasus hanya pesan promosi dan jalur distribusinya yang berbeda.

3. Strategi untuk segmen dengan produk khusus (product specialization)
Perusahaan mengkhususkan pada produk khusus dan menyesuaikannya pada segmen pasar yang berbeda.

4. Strategi untuk segmen dengan pasar khusus (market specialization)
Perusahaan mengkhususkan untuk melayani satu jenis segmen pasar dan menawarkan produk-produk yang berbeda untuk segmen tersebut.

5. Strategi untuk seluruh segmen (full market coverage)
Perusahaan berusaha untuk melayani keseluruhan pasar. Cakupannya dapat diperoleh dengan cara strategi pasar keseluruhan dengan penawaran satu bauran pemasaran yang sama kepada seluruh pasar atau dengan strategi yang berbeda dengan penawaran bauran pemasaran yang terpisah untuk setiap segmennya.



E. Penempatan Produk (Positioning)
Positioning difokuskan pada pencapaian posisi yang diinginkan dalam benak pelanggan dan hanya sedikit hal yang berkaitan langsung dengan produk. Menurut Kotler, positioning adalah suatu tindakan untuk mendesain suatu penawaran dari perusahaan dan kesan yang baik untuk mengisi tempat dalam benak target pasar. Hasil akhir dari positioning adalah value proposition yang terfokus pada konsumen, suatu alasan yang kuat mengapa target pasar harus membeli produk tersebut. Arti kata positioning dipopulerkan oleh Al Ries dan Jack Trout. Pengertian positioning menurut mereka adalah (Kotler, Asian Perspective, 298) :

Positioning starts with a product. A piece of merchandise, a service, a company, an institution, or even a person... But positioning is not what you do to a product. Positioning is what you do to the mind of the prospect. That is, you position the product in the mind of the prospect.



F. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Kebijakan bauran pemasaran merupakan variabel internal perusahaan yang sifatnya dapat dikendalikan dan diperbaiki setiap saat. Menurut Philip Kotler dalam buku Marketing Management (Kotler, 15): Marketing Mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market.

Bauran pemasaran tradisional terbentuk oleh empat unsur dari alat-alat bauran pemasaran yang dikenal dengan 4P yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi).
Gambar Empat Komponen P dari Bauran Pemasaran

F.1. Product
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk-produk yang dipasarkan dapat berupa barang fisik, jasa, tempat, organisasi dan gagasan. Dalam suatu produk tercantum merek, pembungkus dan pengembangan produk.
Gambar Lima Tingkatan Produk

Produk terdiri dari lima tingkatan yaitu Core benefit, Basic product, Expected product, Augmented product, Potential product. Tiap tingkatan menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan.
Level paling dasar adalah manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan. Pada level kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti itu menjadi produk dasar (basic product). Dan pada level ketiga, pemasar menyiapkan produk yang di harapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh pembeli ketika mereka membeli produk tersebut. Kemudian pada level keempar, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan (augmented product) yang melampaui harapan pelanggan. Persaingan sekarang pada dasarnya terjadi di level produk yang ditingkatkan. Pada level terakhir terdapat produk potensial (potential product), yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami oleh produk tersebut di masa depan.

Disinilah perusahaan- perusahaan secara agresif mencari berbagai cara yang baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan tawarannya. Beberapa perusahaan yang paling berhasil menambahkan manfaat pada tawaran mereka yang tidak hanya memuaskan pelanggan tetapi juga mengejutkan dan mengembirakan mereka.


Tiap produk berkaitan dengan produk-produk lain Hierarki produk menjangkau dari mulai kebutuhan dasar sampai produk-produk khusus yang dapat memuaskan kebutuhan khusus konsumen. Ada tujuh tingkatan hierarki produk, yaitu :
Gambar Tujuh Hierarki Produk

1. Kelompok kebutuhan (need family)
Kebutuhan inti yang mendasari suatu kelompok produk. Contoh : keamanan.

2. Kelompok produk (product family)
Semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan inti dengan efektifitas memadai. Contoh : tabungan dan pendapatan.

3. Kelas produk (product class)
Sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui memiliki kesamaan fungsional. Contoh : alat keuangan.

4. Lini produk (product line)
Sekelompok produk dalam suatu kelas produk yang berkaitan erat karena mereka melakukan suatu fungsi yang serupa, dijual pada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama atau berada pada rentang harga tertentu. Contoh : asuransi jiwa.

5. Jenis produk (product type)
Suatu kelompok dalam satu lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut.

6. Merek (brand)
Nama, yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasikan sumber atau karakter produk tersebut.

7. Unit produk (item)
Satu unit tersendri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan atau atribut lain.


F.2. Price
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanannya. Harga merupakan salah satu variabel yang dapat dikendalikan dalam proses pembelian. Kebijakan harga merupakan suatu pola penetapan harga yang didasarkan pada pertimbangan pasar sasaran, citra dan bauran pemasaran yang sesuai dengan strategi dan tujuan jangka panjang perusahaan. Suatu harga ditetapkan dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan penjualan
2. Mempertahankan dan memperbaiki pangsa pasar
3. Menstabilkan tingkat harga
4. Mengembalikan investasi
5. Mencapai laba yang maksimum Tiga tingkatan pokok dalam penetapan harga, yaitu :

a. Pendekatan biaya

  • Cost-plus pricing, Harga jual produk sama dengan harga pokok penjualan ditambah biaya-biaya lain dan keuntungan
  • Break even analysis & target profit pricing

b. Pendekatan yang berorientasi pada persaingan

  • Mengikuti harga pemimpin pasar
  • Mengikuti harga patokan
  • Penetapan harga berdasarkan reaksi pesaing 

3. Pendekatan yang berorientasi pada nilai (value)
Para pemasar tidak dapat mendesain suatu produk dan program pemasaran kemudian menentukan harganya. Harga biasanya ditentukan dengan variabel bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasarannya ditentukan. Perusahaan menentukan harga jual produknya berdasarkan persepsi konsumen dari nilai produknya.


F.3. Place
Distribusi adalah proses penyaluran produk dari pusat produksi ke pusat konsumsi untuk menjamin adanya ketersediaan produk dan kemudahan konsumen untuk memperoleh produk tersebut. Ada beberapa unsur yang dimiliki oleh kegiatan distribusi untuk membentuk apa yang disebut dengan bauran distribusi, yaitu :

1. Unsur jalur pemasaran
Berfungsi untuk membantu agar barang dan jasa dapat segera dimiliki oleh konsumen.

2. Unsur distribusi fisik
Berfungsi untuk membantu gerakan fisik barang dan jasa agar dapat segera dimiliki konsumen akhir.

3. Unsur perantara
Berfungsi untuk mendorong terwujudnya proses pertukaran dengan konsumen akhir melalui jalur pemasaran yang ada.


F.4. Promotion 
Perusahaan harus berkomunikasi dengan para pelanggannya, pelanggan potensial, pengecer, pemasok dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan tersebut serta masyarakat umum. Promosi merupakan salah satu tindakan kegiatan pemasaran untuk mendorong terciptanya permintaan. Oleh karena itu diperlukan program komunikasi pemasaran secara terpadu yang disebut dengan bauran promosi. Menurut Kotler (Kotler, Principles of Marketing: 401) terdiri dari lima cara komunikasi utama :

1. Periklanan (advertising)
Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.

2. Promosi penjualan (sales promotion)
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa

3. Publisitas (publicity)
Meliputi berbagai program yang didesain untuk mempromosikan dan menjaga reputasi perusahaan atau reputasi produk.

4. Penjualan personal (personal selling)
Interaksi langsung dengan calon pembeli untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan.

5. Pemasaran secara langsung (direct marketing)
Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.


G. Analisis Lingkungan Pemasaran

G.1. Analisis Lingkungan Makro
Analisis lingkungan makro adalah kekuatan yang meliputi dan berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadapa suatu perusahaan serta lingkungan makro secara keseluruhan yang meliputi:

1. Politik / hukum
Keputusan pemasaran dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu.
Tetapi kadang hukum itu menciptakan peluang baru bagi bisnis, undang-undang bisnis memiliki tiga tujuan utama yaitu melindungi perusahaan dari persaingan yang tidak sehat, melindungi konsumen dari praktek bisnis yang tidak sehat dan melindungi kepentingan masyarakat dari perilaku bisnis yang tidak terkendali.

2. Ekonomi
Pasar membutuhkan daya beli yang ada dalam suatu perekonomian yang bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, hutang dan ketersediaan kredit saat ini. Pemasar juga harus memperhatikan dengan cermat kecenderungan utama dalam pendapatan dan pola pembelanjaan konsumen.

3. Teknologi
Salah satu kekuatan yang paling dramatis dalam membentuk hidup manusia adalah teknologi. Teknologi baru yang memberikan nilai teratas dalam memuaskan kebutuhan akan merangsang aktifitas investasi dan ekonomi.

4. Sosial Budaya
Keyakinan, nilai dan norma seseorang dibentuk oleh masyarakat di tempat mereka dibesarkan. Manusia menyerap hampir secara tidak sadar, pandangan dunia yang merumuskan hubungan mereka dengan dirinya sendiri, dengan sesamanya, dengan alam dan dengan alam semesta. Pemasar juga harus memiliki perhatian yang tajam terhadap pergeseran budaya pada suatu saat sehingga dapat mengantisipasi peluang atau ancaman baru pemasaran.


G.2. Analisis Lingkungan Mikro
Analisis lingkungan mikro merupakan pelaku bisnis dan kekuatan di sekitar perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kemampuan bisnis dan pemasaran perusahaan yang meliputi :

1. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama. Pasar mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu. Dengan demikian, ukuran pasar bergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan dan keinginan, memiliki sumber daya uang untuk menarik pihak lain, bersedia dan mampu untuk menawarkan sumber daya ini untuk ditukar dengan apa yang mereka inginkan.

2. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Istilah lain untuk produk adalah penawaran (offering) dan pemecahan (solution). Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : barang fisik, jasa dan gagasan.



Sumber:
Cravens, David. W, Pemasaran Strategis, jilid 1, edisi keempat, Penerbit Erlangga,
Jakarta, hal 10
Irawan D, Handi, 2003, Indonesian Customer Satisfaction : Membedah Strategi
Kepuasan Pelanggan Merek Pemenang ICSA, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta, hal31
Kartajaya, Hermawan, Mark Plus on Strategy :12 Tahun Perjalanan MarkPlus &
Co Membangun Strategi Perusahaan, 2003, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Kotler, Philip, Marketing Management, The Millenium Edition, International Edition,
Prentice Hall
Kotler, Philip and Gary Armsrong, Principles of Marketing, Pearson International
Edition, eleventh edition, 2006, New Jersey, Pearson Prentice Hall
Kotler, Philip, 2003, Marketing Management an Asian Perspective, Prentice Hall,
Singapore, hal 297
Payne, Adrian, 2000, The Essence of Service Marketing – Pemasaran Jasa, Penerbit
Andi, Yogyakarta, edisi pertama
Proctor, Tony, 2000, Strategic Marketing An Introduction, Routledge, London, hal
189-201
Sekaran, Umar, 1992, Research and Method for Business : ..-..., Ashill Building
Porter, E.Michael, Competitive Strategy, The Free Press, 1998.
Wells, William D and David Prensky, 1996, Consumer Behaviour, New york, John
Wiley and Sons, Inc., hal 14

Post a Comment for "Tinjauan Teori Pemasaran"