Proses Investasi Pasar Modal (Saham)
Menurut Tandelilin (2001:5), Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Untuk memahami proses investasi, seseorang investor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar investasi, yang akan menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap pembuatan keputusan investasi yang akan dibuat. Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat resiko, serta hubungan antara return dan resiko. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan resiko suatu investasi. Hubungan resiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Hubungan seperti itulah yang menjawab pertanyaan mengapa tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang menawarkan tingkat return yang paling tinggi. Di samping memperlihatkan return yang tinggi, investor juga harus mempertimbangkan tingkat resiko yang harus ditanggung.
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (on going process). Menurut Tandelilin (2001:8) Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai mencapai keputusan investasi yang terbaik, yaitu:
1. Penentuan Tujuan Investasi
Pada tahap pertama ini, tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
2. Penentuan Kebijakan Investasi
Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribisian dana yang dimiliki pada berbagai klas-klas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estat ataupun sekuritas luar negeri)
3. Pemilihan Strategi Portofolio
Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.
4. Pemilihan aset
Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuannya untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang setinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah.
5. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio
Tahap ini paling akhir dari proses keputusan investasi. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibandingkan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).
1. Menentukan Kebijakan Investasi
Pada tahap ini, pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
2. Analisis Sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau kelompok) sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama adalah mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan analis dapat mendeteksi sekurutas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, yaitu analisis Teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. Sedangkan analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang misprised, analis tidak mampu untuk mendeteksi. Pada dasarnya mereka menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Dengan demikian pemilihan pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor misprised, tetapi didasarkan atas preferensi risiko para pemodal.
3. Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Pada tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.
4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap terakhir ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.
Dari keterangan para ilmuwan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam berinvestasi terdapat beberapa proses, yaitu menentukan tujuan investasi, analisis sekuritas, menentukan proporsi dana, memilih strategi portofolio, merevisi portofolio dan terakhir mengevaluasi kinerja portofolio.
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (on going process). Menurut Tandelilin (2001:8) Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai mencapai keputusan investasi yang terbaik, yaitu:
1. Penentuan Tujuan Investasi
Pada tahap pertama ini, tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
2. Penentuan Kebijakan Investasi
Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribisian dana yang dimiliki pada berbagai klas-klas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estat ataupun sekuritas luar negeri)
3. Pemilihan Strategi Portofolio
Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.
4. Pemilihan aset
Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuannya untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang setinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah.
5. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio
Tahap ini paling akhir dari proses keputusan investasi. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibandingkan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).
Sedangkan menurut Husnan (2005:47) proses investasi menunjukan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langka-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan Kebijakan Investasi
Pada tahap ini, pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
2. Analisis Sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau kelompok) sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama adalah mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan analis dapat mendeteksi sekurutas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, yaitu analisis Teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. Sedangkan analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang misprised, analis tidak mampu untuk mendeteksi. Pada dasarnya mereka menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Dengan demikian pemilihan pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor misprised, tetapi didasarkan atas preferensi risiko para pemodal.
3. Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Pada tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.
4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap terakhir ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.
Dari keterangan para ilmuwan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam berinvestasi terdapat beberapa proses, yaitu menentukan tujuan investasi, analisis sekuritas, menentukan proporsi dana, memilih strategi portofolio, merevisi portofolio dan terakhir mengevaluasi kinerja portofolio.
Post a Comment for "Proses Investasi Pasar Modal (Saham)"