Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Data Envelopment Analysis (DEA)

Metode Pengukuran Kinerja dan Efisiensi Sektor PublikMetode pengukuran kinerja sektor publik (yang didefinisikan sebagai outcomes dari aktivitas sektor publik) dan efisiensi sektor publik (yang didefinisikan sebagai rasio antara outcomes dengan sumber daya yang digunakan) masih terbatas. Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam mengukur efisiensi. Secara garis besar pendekatan tersebut mengelompokkan ke dalam 2 teknik estimasi yaitu teknik estimasi parametrik dan non parametrik.
Teknik-teknik analisis yang masuk dalam teknik non parametrik salah satunya adalah Data Envelopment Analysis (DEA).


Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA bekerja dengan langkah mengidentifikasi unit-unit yang akan dievaluasi, input serta output unit tersebut. Selanjutnya, dihitung nilai produktivitas dan mengidentifikasi unit mana yang tidak menggunakan input secara efisien atau tidak menghasilkan output secara efektif. Produktivitas yang diukur bersifat komparatif atau relatif, karena hanya membandingkan antar unit pengukuran dari 1 set data yang sama. DEA adalah model analisis faktor produksi untuk mengukur tingkat efisiensi relatif dari set unit kegiatan ekonomi (UKE). Skor efisiensi dari banyak fator input dan output dirumuskan sebagai berikut (Talluri, 2000);




Skor Efisiensi (Talluri, 2000)
Skor Efisiensi (Talluri, 2000)


DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya (maximize total weighted output/total weighted input). Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda pula, maka setiap UKE akan memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut. Secara umum UKE akan menetapkan bobot yang tinggi untuk input yang penggunaanya sedikit dan untuk output yang dapat diproduksi dengan banyak. Bobot-bobot tersebut bukan merupakan nilai ekonomis dari input dan outputnya, melainkan sebagai penentu untuk memaksimumkan efisiensi dari suatu UKE. Sebagai gambararan, jika suatu UKE merupakan perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (profit-maximizing firm) dan setiap input dan outputnya memiliki biaya per unit serta hargajual per unit, maka perusahaan tersebut akan berusaha menggunakan sesedikit mungkin input yang biaya per unitnya termahal dan berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya tinggi.

DEA memiliki beberapa nilai manajerial. Pertama, DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang lain di dalam sampel. Angka efisiensi ini memungkinkan sesorang analisis untuk mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan merencanakan tindakan perbaikan bagi UKE yang tidak/kurang efisien. Kedua, jika suatu UKE kurang efisien (efisiensi < 100%) DEA menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (efficient reference set, efisiensi=100%) dan seperangkat angka pengganda (multipliers) yang dapat digunakan oleh manajer untuk menyusun strategi perbaikan. Informasi tersebut memungkinkan seseorang analisis membuat UKE hiptetis yang menggunakan input yang lebih sedikti dan menghasilkan outp paling tidak sama atau lebih banyak dibandingkan UKE yang tida efisien, sehingga UKE hipotetis tersebut akan memiliki efisiensi yang sempurna jika menggunakan bobot input dan bobot output dari UKE yang tidak efisien. Pendekatan tersebut member arah strategis bagi manajer untuk meningkatkan

efisiensi suatu UKE yang tidak efisien melalui pengenalan terhadap input yang terlalu banyak digunakan serta output yang produksinya terlalu rendah. Sehingga seorang manajer tida hanya mengetahui UKE yang tida efisien, tetapi ia juga mengetahui seberapa tingkat input dan output harus disesuaikan agar dapat memiliki efisiensi yang tinggi. Sebagai ilustrasi, bila terdapat 3 UKE yang menggunakan dua input dan satu output dapat dilihat pada Gambar III.2 dimana input dinormalisasi dengan output untuk setiap unit. UKE A dan B terletak pada efficient frontier, sedangkan UKE C terletak pada garis OC yang memotong garis efficient frontier. Efficient frontier merupakan potongan-potongan garis yang membentuk kurva linier yang mengarah ke atas dan kekanan dan memasih memenuhi kondisi tertentu, yaitu potongan-potongan garis yang merupkan lingkup terbawah (terendah) dari UKE di dalam sampel. Efficient frontier mengelilingi/melingkupi titik-titik yang mewakili setiap UKE. Dari sinilah nama Data Envelopment Analysis Berasal. Gambar III.2

Efisiensi Frontier dengan Tiga Input

Efisiensi Frontier dengan Tiga Input (Anonim (1999), Hadad et al. (2003), Sherman dan Zhu (2006)
Efisiensi Frontier dengan Tiga Input (Anonim (1999), Hadad et al. (2003), Sherman dan Zhu (2006)



Berdasarkan Gambar III.2 di atas dapat ditentukan efisiensi suatu UKE atas dasar posisi relatifnya terhadap efficient frontier. Setiap UKE ditunjukan oleh sebuah titik koordinatnya merupakan rasio tingkat input1/output dan tingkat input2/output. Untuk UKE yang letaknya lebih ke bawah dan lebih ke kiri dari UKE yang lain merupakan UKE yang lebih efisien dari UKE yang kedua tersebut, sebab UKE yang pertama mampu memproduksi tingkat output yang sama dengan mengunakan dua jenis inut dengan jumlah yang lebih rendah dibandingkan UKE yang kedua sehingga titik O (origin) merupakan orientasi setiap UKE agar menjadi efisien. Garis OC memotong efficient frontier pada C’. efisiensi UKE C sama dengan rasio antara segmen garis OC’ dibagi segmen garis OC. Karena OC’ < OC, maka rasio OC’/OC menghasilkan nilai kurang dari satu (efisiensi UKE C = OC’/OC < 1) sehingga UKE C tidak efisien. Suatu UKE dianggap efisien jika rasio efiseinsinya sama dengan 1 atau 100% dan ini terjadi jika suatu UKE terletak pada efficient frontier. Jika suatu UKE terletak pada efficient frontier, maka kedua segment garis tersebut akan sama panjang dan rasio kedua segmen sama dengan satu. Jika suatu UKE terletak di atas dan di kanan suatu efficient frontier, maka rasio kedua segmen garis tersebut akan kurang dari 1.

Selanjutnya efisiensi untuk mengukur kinerja proses produksi dalam arti yang luas dengan mengoperasionalkan variabel-variabel yang mempunyai satuan yang berbeda-beda, yang kebanyakan seperti dalam pengukuran barang-barang publik atau barang yang tidak mempunyai pasar tertentu (non-traded goods), maka alat analisis DEA merupakan pilihan yang paling sesuai (Damanhuri dan Susilowati, 2004). Analisis DEA didesain secara spesifik untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit produksi dalam kondisi terdapat banyak input maupun banyak output, yang biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran efisiensi lainnya (Silkman dalam Nugroho, 1995). Jadi secara singkat berbagai keunggulan dan kelemahan metode DEA adalah (Purwantoro, 2004) sebagai berikut :



(a) Keunggulan DEA:

  • Dapat menangani banyak input dan ouput 
  • Tidak perlu asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output 
  • UKE (Unit Pengambil Keputusan) dibandingkan secara langsung dengan sesamanya 
  • Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda. Sebagai contoh X1 dapat dalam unit dan X2 dapat dalam dollar tanpa apriori keduanya.

(b) Keterbatasan DEA:

  • Bersifat 40tatis spesifik 
  • Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal 
  • DEA sangat bagus untuk estimasi efisiensi realtif UKE (unit kegiatan ekonomi) tetapi sangat lambat untuk mengukur efisiensi absolut dengan kata lain bisa membandingkan sesama UKE tetapi bukan membandingkan maksimisasi secara teori. 
  • Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan 
  • Menggunakan perumusan linier programming terpisah untuk tiap UKE (perhitungan secara manual sulit dilakukan apalagi untuk masalah berskala besar) 
  • Bobot dan input yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat ditafsirkan dalam nilai ekonomi.


Sumber:
Pamula, (2012). Efisiensi Sektor Publik Pendekatan Data Envelopment Analysis Indonesia 2001 – 2008. Skripsi S1, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Tahun 2012.

Post a Comment for "Data Envelopment Analysis (DEA)"