Konsep Efisiensi Pareto
Masalah dalam ekonomi adalah keterbatasan sumber daya (scarcity). Dengan asumsi bahwa sumber daya terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas maka ilmu ekonomi mempelajari alokasi sumber daya agar efisien. Dalam ilmu ekonomi dipelajari bagaimana keputusan ekonomi diambil oleh para pelaku ekonomi yang memaksimalkan tujuan melalui kompetisi di pasar, sehingga sumber daya dialokasikan secara efisien (Varian, 2003).
Konsep efisiensi dalam literatur ekonomi, biasanya mengacu pada sebuah konsep yang disebut dengan efisiensi pareto (pareto efficiency) atau pareto optimal (Stiglitz, 2000; Hyman, 2008).
Konsep efisiensi dalam literatur ekonomi, biasanya mengacu pada sebuah konsep yang disebut dengan efisiensi pareto (pareto efficiency) atau pareto optimal (Stiglitz, 2000; Hyman, 2008).
Pareto optimal didefinisikan sebagai sebuah kondisi di mana sudah tidak mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi (better off) tanpa mengorbankan pelaku ekonomi yang lain (worse off).
Dengan kata lain, kondisi pareto terjadi ketika semua pelaku ekonomi dalam kondisi kesejahteraan yang optimum.
Dalam konteks kaitannya dengan penyediaan barang publik oleh pemerintah, maka yang menjadi tujuan akhir adalah meningkatkan kondisi pareto (pareto improvement) yang belum efisien. Contohnya, ketika pemerintah membangun jembatan, mereka berharap masyarakat yang menggunakan jembatan tersebut dapat membayar sejumlah tarif yang ditentukan untuk menutup biaya konstruksi dan perawatan dari biaya jembatan tersebut. Kondisi tersebut menggambarkan kondisi peningkatan pareto yaitu perubahan di mana seseorang menjadi lebih baik dan pelaku ekonomi lainnya pun tidak dirugikan. Para ekonom percaya bahwa peningkatan pareto menjadi tujuan sehingga setiap kebijakan harus ditempatkan dalam tujuan untuk meningkatkan pareto yang disebut sebagai prinsip pareto (pareto principle) Kondisi dasar untuk efisiensi pareto meliputi:
1. Efisiensi Pertukaran (exchange efficiency)
Efisiensi pertukaran fokus pada distribusi barang, diasumsikan semua barang telah terdistribusi, sehingga dalam efisiensi pertukaran tidak ada pelaku ekonomi yang menjadi lebih baik (better off) tanpa mengorbankan pelaku ekonomi lainnya (worse off). Efisiensi pertukaran juga berarti tidak ada cakupan untuk perdagangan atau bisa dikatakan pertukaran tersebut saling menguntungkan. Efisiensi pertukaran diilustrasikan dengan Gambar Kurva 2 atau yang biasa disebut Edgeworth Bowley diasumsikan bahwa OA dan OB merupakan konsumsi pelaku X dengan dua barang. Sedangkan OA’ dan OB’ merupakan konsumsi pelaku Y dengan dua barang. Pareto efisiensi merupakan tangen dari kurva indiferen (E) di mana marginal rate of substitution (MRS) dari kedua barang A atau B sama.
Kurva 2. Efisiensi Pertukaran (Stiglitz, 2000)
Efisiensi produksi adalah efisiensi menyangkut biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output tertentu. Jika produsen tidak efisien secara produktif berarti dapat memproduksi barang lebih banyak tanpa mengurangi produksi dari barang yang lain. Dikatakan efisien semua unit kegiatan ekonomi (UKE) yang beroperasi sepanjang kurva batas produksi (production frontier). Selain dengan pendekatan Production Possibility Frontier (PPF), efisiensi produksi juga melalui pendekatan kendala anggaran (budget constraint) di mana terdapat isocost line yang memberikan kombinasi input dari biaya Gambar Kurva 4 menjelaskan kombinasi 2 input yaitu X (tenaga kerja) dan Y (tanah) yang memproduksi input yang sama.
Kurva 3. Efisiensi Produksi dan Production Possibility Frontier
Kurva 4. Isoquants dan Isocost Line (Stiglitz, 2000)
Kurva Q1 memproduksi output yang lebih tinggi daripada Q2. Slope dari kurva isoquant disebut marginal rate of technical substitution (MRTS). Kurva isocost merupakan kombinasi input di mana biaya untuk memproduksi barang dengan jumlah yang sama. Slope dari kurva isocost merepresentasikan harga relatif dari dua input. Suatu UKE memaksimisasi jumlah output yang diproduksi, dengan memberikan tingkat pengeluaran dari input di mana isoquant merupakan tangen dari isocost sehingga MRS sama untuk harga relatif. Dalam ekonomi persaingan, semua UKE menunjukkan harga yang sama karena UKE dalam menggunakan input tenaga kerja dan tanah mengatur agar MRTS sama untuk harga yang relatif.
Kurva 5. Efisiensi Produksi
Pada Gambar Kurva 5 atau yang disebut kotak Edgeworth Bowley dengan garis horisontal adalah penggunaan input tenaga kerja, sedangkan garis vertikal adalah penggunaan input tanah.
Sumber: Pamula, (2012). Efisiensi Sektor Publik Pendekatan Data Envelopment Analysis Indonesia 2001 – 2008. Skripsi S1, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Tahun 2012
Post a Comment for "Konsep Efisiensi Pareto"