Konsep Nilai Tukar (kurs)
Dalam konsep perdagangan internasional setiap negara yang tergabung di dalamnya harus menyamakan dulu sistem moneternya yaitu alat pembayarannya, dalam melakukan transaksi perdagangan digunakanlah kurs valuta asing. Nilai tukar atau kurs menunjukkan seberapa besar rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh uang asing.
Menurut Nazir (1988:38):
Kurs adalah harga satu satuan mata uang asing dalam uang dalam negeri. Dengan kata lain kurs adalah harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya. Nilai tukar yang sering digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar. Karena dollar adalah mata uang yang relatif stabil dalam perekonomian.
Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran.
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 1999:192) yaitu:
a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.
Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem nilai tukar yang digunakan oleh suatu negara Nellis (2000:217)
1. Nilai tukar mengambang (floating exchange rate system)
Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang suatu negara semata-mata ditentukan dari adanya permintaan dan penawaran mata uangnya dalam bursa pertukaran mata uang internasional. Sistem nilai tukar mengambang didefenisikan sebagai hasil keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai dengan berubahnya permintaan dan penawaran dipasar valuta asing.
2. Nilai tukar tetap (fixed exchange rate system)
Pemerintah dapat mempertahankan suatu kebijakan yang menjaga agar nilai mata uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan menginterfensi dipasar devisa. Pada sistem nilai tukar tetap ini mata uang suatu negara ditetapkan secara tetap dengan mata uang asing tertentu.
3. Nilai tukar terkendali (managed floating exchange rate system)
Sistem ini berlaku pada situasi dimana nilai tukar ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran, tetapi Bank Central dari waktu ke waktu ikut campur tangan guna menstabilkan nilainya.
Sistim Kurs
Secara garis besar, ada dua sistim kurs yang digunakan oleh suatu negara yaitu: Boediono:1992
a. Sistem Kurs Fleksibel
Didalam pasar bebas perubahan kurs dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan dan penawaran valuta asing berasal dari adanya transaksi ekspor dan impor yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, harga, pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu ada pula faktor non ekonomis yang mempengaruhi perubahan kurs yaitu, faktor politis psikologis seperti kepanikan didalam negeri yang mengakibatkan larinya dana ke luar negeri.
Sistem kurs fleksibel ini memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi: meningkatnya efisiensi alokasi faktor-faktor produksi, mengurangi beban pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan neraca pembayaran internasional, nilai kurs lebih stabil, karena pasar valuta asing adalah sangat kompetitif serta penawaran dan permintaan sangat elastis terhadap harga.
Selain dampak positif, sistem kurs fleksibel juga ada dampak negatifnya yaitu: timbulnya kegiatan spekulasi, adanya ketidakstabilan didalam lalu lintas pembayaran internasional sehingga dapat mengurangi volume perdagangan.
b. Sistem Kurs Yang Stabil
Sistem kurs berubah-ubah sering menimbulkan tindakan spekulatif sebagai akibat ketidaktentuan didalam kurs valuta asing. Karenanya banyak negara yang menerapkan kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs.
Pada dasarnya, kurs yang stabil dapat timbul secara: aktif dan pasif. Sistem kurs stabil yang timbul secara aktif ini, pemerintah harus menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs (stabilization fund). Sedangkan sistem kurs stabil yang timbul secara pasif, digunakan pada negara yang menggunakan standar emas.
Sama halnya dengan sistem kurs fleksibel, sistem kurs stabil juga memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi: nilai kurs lebih stabil sehingga dapat menjaga kestabilan lalulintas pembayaran internasional, sehingga dapat mencegah penurunan volume perdagangan, dapat mencegah tindakan spekulasi yang dilakukan para pedagang valuta asing. Dampak negatifnya yaitu: pemerintah harus menyediakan dana yang sangat besar untuk melakukan stabilisasi kurs, terutama untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing. Pada sistem kurs stabil ini, biasanya pemerintah menghadapi keterbatasan penyediaan cadangan devisa valuta asing.
Kurs yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sitem kurs mengambang terkendali dimana dalam hal ini kurs valuta asing ditentukan oleh kekuatan pasar sampai pada tingkat tertentu dan jika telah melewati batas akan segera distabilkan oleh intervensi pemerintah. Kurs akan selalu mengalami perubahan, apabila terjadi kenaikan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik disebut depresiasi dan apabila terjadi penurunan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik akan disebut apresiasi.
Menurut Sukirno (2003:362) terdapat lima faktor-faktor yang mempengaruhi kurs yaitu:
a. Perubahan dalam cita rasa masyarakat
b. Perubahan harga dari barang-barang ekspor
c. Kenaikan harga-harga umum (inflasi)
d. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
e. Perkembangan ekonomi
Dalam hubungannya dengan permintaan uang, perubahan nilai tukar merupakan fungsi positif dari perubahan permintaan uang. Begitu juga dengan uang kuasi, hubungan antara uang kuasi dengan nilai tukar adalah positif menurut hasil penelitian Boorman (dalam Azis, 2002:23), jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar, kurs dalam negeri terdepresiasi maka jumlah uang kuasi akan meningkat, apabila faktor lain tetap (ceteris paribus) dan sebaliknya. (www.Google.co.id).
Jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar kurs dalam negeri terdepresiasi terhadap kurs dollar maka unag kuasi akan mengalami peningkatan, apabila faktor lain tetap. Masyarakat akan cenderung menukarkan rupiah yang mereka miliki dengan valuta asing ke Bank, dengan demikian akan meningkatkan jumlah uang kuasi dalam bentuk valuta asing. Tabungan masyarakat meningkat dalam bentuk valuta asing. (Sukirno, 2003:360)
Keinginan dari penduduk suatu negara untuk memperoleh sesuatu jenis mata uang asing dapatlah dipandang sebagai permintaaan keatas valuta asing oleh penduduk negara kita. Keinginan atau permintaan tersebut memberikan gambaran tentang besarnya jumlah suatu valuta asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. (Sukirno, 2003:358)
Kunci untuk memahami fluktuasi kurs jangka pendek adalah pemahaman bahwa kurs pada prinsipnya adalah harga aset-aset domestik (dalam mata uang domestik, termasuk simpanan bank) yang dinilai dalam aset-aset luar negeri (dalam mata uang asing, termasuk simpanan bank). Dengan demikian, analisis fluktuasi kurs jangka pendek dapat dikaitkan dengan analisis permintaan dan penawaran biasa.
Esensi dari sistem nilai tukar adalah komitmen dari Bank Sentral untuk membiarkan jumlah uang beredar menyesuaikan berapapun nilai tukar yang ditetapakan. Selain itu selama Bank Sentral siap membeli mata uang asing pada nilai tukar yang ditetapkan, jumlah uang beredar menyesuaikan secara otomatis pada tingkat yang diperlukan. (Mankiw, 2003:314)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu faktor fundamental meliputi, indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral. Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valuta asing akan naik dan sebaliknya.
Nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh aliran modal, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Aliran modal ini dipengaruhi oleh tingkat bunga yang terjadi, kenaikan tingkat bunga akan menyedot uang yang ada pada masyarakat untuk menabung atau melepas sebagian likuiditasnya ke Bank.
Nilai tukar (kurs) berhubungan positif dengan tingkat suku bunga, dimana naiknya nilai tukar (rupiah terapresiasi terhadap dollar) akan meningkatkan suku bunga. Maka masyarakat akan terdorong untuk menambah jumlah tabungan dengan mengurangi pengeluaran untuk konsumsi, dan melepas Dollar yang mereka miliki. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan dari peningkatan bunga tabungan. Peningkatan jumlah tabungan juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah uang kuasi. (Mankiw, 2003:313)
Menurut Nazir (1988:38):
Kurs adalah harga satu satuan mata uang asing dalam uang dalam negeri. Dengan kata lain kurs adalah harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya. Nilai tukar yang sering digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar. Karena dollar adalah mata uang yang relatif stabil dalam perekonomian.
Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran.
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 1999:192) yaitu:
a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.
Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem nilai tukar yang digunakan oleh suatu negara Nellis (2000:217)
1. Nilai tukar mengambang (floating exchange rate system)
Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang suatu negara semata-mata ditentukan dari adanya permintaan dan penawaran mata uangnya dalam bursa pertukaran mata uang internasional. Sistem nilai tukar mengambang didefenisikan sebagai hasil keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai dengan berubahnya permintaan dan penawaran dipasar valuta asing.
2. Nilai tukar tetap (fixed exchange rate system)
Pemerintah dapat mempertahankan suatu kebijakan yang menjaga agar nilai mata uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan menginterfensi dipasar devisa. Pada sistem nilai tukar tetap ini mata uang suatu negara ditetapkan secara tetap dengan mata uang asing tertentu.
3. Nilai tukar terkendali (managed floating exchange rate system)
Sistem ini berlaku pada situasi dimana nilai tukar ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran, tetapi Bank Central dari waktu ke waktu ikut campur tangan guna menstabilkan nilainya.
Sistim Kurs
Secara garis besar, ada dua sistim kurs yang digunakan oleh suatu negara yaitu: Boediono:1992
a. Sistem Kurs Fleksibel
Didalam pasar bebas perubahan kurs dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan dan penawaran valuta asing berasal dari adanya transaksi ekspor dan impor yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, harga, pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu ada pula faktor non ekonomis yang mempengaruhi perubahan kurs yaitu, faktor politis psikologis seperti kepanikan didalam negeri yang mengakibatkan larinya dana ke luar negeri.
Sistem kurs fleksibel ini memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi: meningkatnya efisiensi alokasi faktor-faktor produksi, mengurangi beban pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan neraca pembayaran internasional, nilai kurs lebih stabil, karena pasar valuta asing adalah sangat kompetitif serta penawaran dan permintaan sangat elastis terhadap harga.
Selain dampak positif, sistem kurs fleksibel juga ada dampak negatifnya yaitu: timbulnya kegiatan spekulasi, adanya ketidakstabilan didalam lalu lintas pembayaran internasional sehingga dapat mengurangi volume perdagangan.
b. Sistem Kurs Yang Stabil
Sistem kurs berubah-ubah sering menimbulkan tindakan spekulatif sebagai akibat ketidaktentuan didalam kurs valuta asing. Karenanya banyak negara yang menerapkan kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs.
Pada dasarnya, kurs yang stabil dapat timbul secara: aktif dan pasif. Sistem kurs stabil yang timbul secara aktif ini, pemerintah harus menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs (stabilization fund). Sedangkan sistem kurs stabil yang timbul secara pasif, digunakan pada negara yang menggunakan standar emas.
Sama halnya dengan sistem kurs fleksibel, sistem kurs stabil juga memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi: nilai kurs lebih stabil sehingga dapat menjaga kestabilan lalulintas pembayaran internasional, sehingga dapat mencegah penurunan volume perdagangan, dapat mencegah tindakan spekulasi yang dilakukan para pedagang valuta asing. Dampak negatifnya yaitu: pemerintah harus menyediakan dana yang sangat besar untuk melakukan stabilisasi kurs, terutama untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing. Pada sistem kurs stabil ini, biasanya pemerintah menghadapi keterbatasan penyediaan cadangan devisa valuta asing.
Kurs yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sitem kurs mengambang terkendali dimana dalam hal ini kurs valuta asing ditentukan oleh kekuatan pasar sampai pada tingkat tertentu dan jika telah melewati batas akan segera distabilkan oleh intervensi pemerintah. Kurs akan selalu mengalami perubahan, apabila terjadi kenaikan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik disebut depresiasi dan apabila terjadi penurunan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik akan disebut apresiasi.
Menurut Sukirno (2003:362) terdapat lima faktor-faktor yang mempengaruhi kurs yaitu:
a. Perubahan dalam cita rasa masyarakat
b. Perubahan harga dari barang-barang ekspor
c. Kenaikan harga-harga umum (inflasi)
d. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
e. Perkembangan ekonomi
Dalam hubungannya dengan permintaan uang, perubahan nilai tukar merupakan fungsi positif dari perubahan permintaan uang. Begitu juga dengan uang kuasi, hubungan antara uang kuasi dengan nilai tukar adalah positif menurut hasil penelitian Boorman (dalam Azis, 2002:23), jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar, kurs dalam negeri terdepresiasi maka jumlah uang kuasi akan meningkat, apabila faktor lain tetap (ceteris paribus) dan sebaliknya. (www.Google.co.id).
Jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar kurs dalam negeri terdepresiasi terhadap kurs dollar maka unag kuasi akan mengalami peningkatan, apabila faktor lain tetap. Masyarakat akan cenderung menukarkan rupiah yang mereka miliki dengan valuta asing ke Bank, dengan demikian akan meningkatkan jumlah uang kuasi dalam bentuk valuta asing. Tabungan masyarakat meningkat dalam bentuk valuta asing. (Sukirno, 2003:360)
Keinginan dari penduduk suatu negara untuk memperoleh sesuatu jenis mata uang asing dapatlah dipandang sebagai permintaaan keatas valuta asing oleh penduduk negara kita. Keinginan atau permintaan tersebut memberikan gambaran tentang besarnya jumlah suatu valuta asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. (Sukirno, 2003:358)
Kunci untuk memahami fluktuasi kurs jangka pendek adalah pemahaman bahwa kurs pada prinsipnya adalah harga aset-aset domestik (dalam mata uang domestik, termasuk simpanan bank) yang dinilai dalam aset-aset luar negeri (dalam mata uang asing, termasuk simpanan bank). Dengan demikian, analisis fluktuasi kurs jangka pendek dapat dikaitkan dengan analisis permintaan dan penawaran biasa.
Esensi dari sistem nilai tukar adalah komitmen dari Bank Sentral untuk membiarkan jumlah uang beredar menyesuaikan berapapun nilai tukar yang ditetapakan. Selain itu selama Bank Sentral siap membeli mata uang asing pada nilai tukar yang ditetapkan, jumlah uang beredar menyesuaikan secara otomatis pada tingkat yang diperlukan. (Mankiw, 2003:314)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu faktor fundamental meliputi, indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral. Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valuta asing akan naik dan sebaliknya.
Nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh aliran modal, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Aliran modal ini dipengaruhi oleh tingkat bunga yang terjadi, kenaikan tingkat bunga akan menyedot uang yang ada pada masyarakat untuk menabung atau melepas sebagian likuiditasnya ke Bank.
Nilai tukar (kurs) berhubungan positif dengan tingkat suku bunga, dimana naiknya nilai tukar (rupiah terapresiasi terhadap dollar) akan meningkatkan suku bunga. Maka masyarakat akan terdorong untuk menambah jumlah tabungan dengan mengurangi pengeluaran untuk konsumsi, dan melepas Dollar yang mereka miliki. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan dari peningkatan bunga tabungan. Peningkatan jumlah tabungan juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah uang kuasi. (Mankiw, 2003:313)
Post a Comment for "Konsep Nilai Tukar (kurs)"