Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pendekatan Penawaran Tenaga Kerja

Menurut Kaufman & Hotchkiss (1999),
"Setiap individu memiliki pilihan untuk menggunakan waktunya selama 168 jam per minggu dengan variasi pilihan yang berbeda, apakah akan digunakan untuk bekerja atau untuk beristirahat. Namun secara pasti setiap individu membutuhkan waktu biologis yang tetap untuk tidur, makan dan lain-lain."

Adanya asumsi bahwa untuk kebutuhan yang tetap tersebut adalah 68 jam per minggu (atau paling sedikit 10 jam per hari), maka waktu yang tersisa sebanyak 100 jam per minggu dapat dilakukan pilihan yang berbeda. Ada dua pilihan yang dapat dipilih oleh individu yaitu bekerja atau leisure. Bekerja merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh pendapatan, sedangkan leisure adalah kegiatan lain yang merupakan kegiatan non pasar. Pilihan antara leisure dan bekerja dalam penawaran tenaga kerja dapat ditentukan dari total jam yang tersedia atau waktu endowment.

Preferensi individu dalam memilih dapat dipengaruhi oleh faktor jabatan, kelas sosial dan ekonomi, dan lain sebagainya. Preferensi tersebut dapat ditunjukkan dalam kurva indiferens yang menggabungkan antara income dan leisure yang menghasilkan kepuasan yang sama.


Kurva Indiferens 
Kurva Indiferens (Kaufman & Hotckiss, 1999)

Terdapat empat ciri kurva indiferens. Pertama, kurva indiferens mempunyai slope negatif. Kedua, setiap kurva indiferens berbentuk konvex, yang menunjukkan adanya kaitan diminishing marginal rate of subtitution (MRS) antara leisure dan income. Ketiga, setiap kurva indiferens menunjukan tingkat kepuasan yang berbeda, semakin kekanan semakin besar kepuasan yang diperoleh. Semakin tinggi tingkat kepuasannya semakin banyak income dan leisure yang didapatkan. Keempat, kurva indiferens tidak pernah berpotongan, jika terjadi perpotongan berarti terjadi ketidakkonsistenan preferensi individu.

Setiap individu memiliki bentuk kurva indiferens yang berbeda baik slope maupun keseimbangannya. Semakin curam kurva indiferens semakin lemah peranan pendapatan untuk mengkompensasikan berkurangnya waktu senggang, karena keharusan memperolah pendapatan disebut leisure prefer yang artinya individu tersebut memiliki preferensi yang kuat terhadap waktu non pasar dan apabila sebaliknya disebut income/work prefer.


Waktu yang digunakan untuk leisure akan mengurangi waktu yang digunakan untuk bekerja. Jadi opportunity cost dari leisure adalah sama dengan tingkat upah per jam bekerja. Semakin tinggi tingkat upah semakin besar harga leisure. Hubungan antara tingkat upah, jam kerja dan total income disebut dengan budget constrain, yang menunjukan berbagai kombinasi dari income dan jam kerja yang dapat dicapai individu pada tingkat upah tertentu.


Menurut Kaufman & Hotchkis, Ehrenberg & Smith (1999), pengaruh perubahan tingkat upah terhadap jam kerja individu menimbulkan dua pengaruh yang berbeda, yaitu tingkat upah akan naik jika seseorang bekerja dengan jam kerja yang sama sebelumnya tetapi pendapatannya lebih tinggi yang selanjutnya dapat menimbulkan apa yang disebut efek pendapatan, lalu kenaikan tingkat upah akan membuat waktu luang menjadi lebih mahal, waktu yang lebih tinggi cenderung membuat orang mensubtitusikan waktu leisurenya dengan lebih banyak bekerja inilah yang disebut dengan efek subtitusi.

Menurut G.S. Becker (1976 dalam Rochaeni, 2005), kepuasan individu dapat diperoleh melalui konsumsi atau menikmati waktu luang (leisure). Sering kendala yang dihadapi individu adalah tingkat pendapatan dan waktu. Bekerja sebagai kontroversi dari leisure menimbulkan penderitaan, sehingga orang hanya mau melakukan kalau memperoleh kompensasi dalam bentuk pendapatan, sehingga solusi dari permasalahan individu adalah jumlah jam kerja yang ingin ditawarkan pada tingkat upah dan harga yang diinginkan.


Sumber:
Nadia, (2012). Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah Dan Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kabupaten Brebes. Skripsi S1, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Tahun 2012.

Post a Comment for "Pendekatan Penawaran Tenaga Kerja"