Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Berkurang
Menurut Samuelson
dan Nordhaus (2003), hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menyatakan
bahwa kita akan mendapatkan sedikit dan semakin sedikit tambahan output ketika
kita menambahkan satu satuan input sementara input yang lain konstan. Dengan kata
lain, produk marjinal dari tiap unit input akan turun meskipun jumlah dari
input itu bertambah, sementara seluruh input lain konstan.
Hukum pertambahan
hasil yang semakin berkurang menggambarkan hubungan yang sangat mendasar.
Semakin banyak suatu input, seperti tenaga kerja ditambahkan terhadap sejumlah
tanah, mesin dan faktor produksi lain yang tetap, input tenaga kerja akan
mempunyai fungsi yang terus menurun ketika faktor produksi yang lain tetap.
Tanah menjadi lebih penuh sesak, kapasitas kerja mesin menjadi berlebihan, dan
produk marjinal tenaga kerja menurun.
Dalam Sadono Sukirno (2005), Total Product (TP) merupakan produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses produksi. Marginal Product (MP) yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan.
Apabila ∆TP adalah pertambahan produksi total, maka produsi
marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
MP = ΔTP/ΔL
Average Product
(AP) adalah produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja.
Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi
rata-rata (AP) dapat dihitung
AP = TP/L
Gambar Tahapan dari
Suatu Produksi di bawah dapat dibagi menjadi tiga bagian daerah produksi, yaitu
pada saat AP naik hingga AP maksimum (daerah I), dari AP maksimum hingga TP
maksimum atau MP = 0 (daerah II) dan daerah TP yang menurun (daerah III). Pada
daerah I dikatakan “irrasional region” karena penggunaan input masih menaikkan
TP sehingga pendapatan masih dapat terus diperbesar. Daerah II adalah “rasional
region” karena pada daerah ini dimungkinkan pencapaian pendapatan maksimum,
pada daerah ini pula tercapai TP maksimum.
Gambar Grafik Tahapan
dari Suatu Produksi:
![]() |
Tahapan dari Suatu Produksi |
Sedangkan pada
daerah III adalah “irrasional region” karena TP adalah menurun. Pada saat AP
mencapai maksimum, MP berpotongan dengan AP. Hal ini disebabkan karena pola
dari MP. Pada saat MP naik maka AP juga naik. Pada saat MP menurun maka AP akan
naik selama nilai MP>AP. Pasa saat MP terus turun dan nilai MP<AP maka AP
akan menurun. Karena pola seperti inilah maka MP memotong AP pada saat AP
maksimal.
--- --- ---
Sumber:
Skripsi Linda Agustiana, Analisis Efisiensi Obyek Wisata Di
Kabupaten Wonosobo (Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Tahun 2013)
Terima kasih, Materinya sangat bermanfaat. Materi ini di STIS SBI Masuk dalam mata kuliah Ekonomi Manajerial. Salah satu buku rujukannya adalah "Pengantar Teori Ekonomi" Karya Suherman Rosyidi.
ReplyDeleteKampus STIS SBI Surabaya.
Mahasiswa Dicetak Menjadi Pengusaha Berbasis Syariah
www.stis-sbi.com