Pengertian Budaya dan Budaya Organisasi
Istilah budaya (culture) pada mulanya populer dalam disiplin ilmu antropologi. Kata culture berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan; biasanya berkaitan dengan kegiatan pengolahan tanah. Istilah culture berkembang menjadi segala daya dan upaya manusia untuk mengubah alam (Koentjaraningrat, 1993:9).
Kata kultur memiliki banyak arti dan konotasi. Schein menyarankan bahwa kultur harus digunakan untuk tingkat asumsi dan keyakinan yang lebih dalam yang dirasakan bersama oleh para anggota suatu organisasi yang bekerja tanpa disadari. Summe (1983) mengungkapkan bahwa kultur bukanlah perilaku yang jelas atau benda yang dapat terlihat dan diamati oleh seseorang. Kultur juga bukan falsafah atau sistem nilai yang mungkin diucapkan atau ditulis oleh pendirinya dalam anggaran dasar tetapi merupakan asumsi-asumsi yang terletak dibelakang nilai yang menentukan pola perilaku dan dibalik benda yang dapat terlihat seperti tata letak kantor, pakaian seragam dan sebagainya (Cahyono, 1996:53)
E.B.Tylor mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleksitas yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusian sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku normatif, yang mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak (Mursid, 2001:24).
Kluckhohn (Geertz,1992:4-5) mengungkapkan ada 11 definisi kebudayaan sebagai : (1) Keseluruhan cara hidup suatu masyarakat; (2) Warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya; (3) Suatu cara berpikir, merasa dan percaya; (4) Suatu abstraksi dari tingkah laku; (5) Teori dari para antropologi tentang cara suatu kelompok masyarakat bertingkah laku; (6) Gudang guna mengumpulkan hasil belajar; (7) Seperangkat orientasi-orientasi standar pada masalah-masalah yang sedang berlangsung; (8) Tingkah laku yang dipelajari; (9) Mekanisme untuk penataan tingkah laku secara normatif; (10) Seperangkat tehnik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar maupun dengan orang lain; dan (11) Suatu endapan sejarah.
Hofstede (1980:24) mendefinisikan budaya sebagai program mental kolektif yang membedakan anggota suatu kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain. Budaya perusahaan memiliki dua tingkatan yang berbeda dilihat dari sisi kejelasan dan ketahanan menghadapi perubahan. Pada tingkat yang kurang terlihat, budaya berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut bersama oleh kelompok dan cenderung tetap bertahan meskipun anggota kelompok sudah berubah. Pada tingkatan selanjutnya, budaya menggambarkan pola perilaku suatu organisasi sehingga anggota baru secara otimatis terdorong untuk mengikuti perilaku teman kerjanya (Kotter dan Hesket,1992:4).
Penelitian yang dilakukan oleh Park dan Ungson (1997) mengungkapkan pengaruh budaya perusahaan terhadap perusahaan gabungan (joint), bahwa perbedaan budaya tidak memiliki pengaruh terhadap pembubaran joint. Bahkan perusahaan gabungan Jepang-Amerika bertahan lebih lama daripada gabungan perusahaan Amerika-Amerika.
Budaya organisasi menurut Tosi et., al. (1994) adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi (Munandar, 2001:263) . Sedangkan Susanto (1997:3) memberikan definisi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.
Budaya perusahaana banyak diyakini perusahaan sebagai budaya kerja yang berdampak besar terhadap kinerja perusahaan. Schein menyatakan budaya perusahaan/organisasi sebagai pola asumsi dasar yang telah dikemukakan oleh suatu kelompok tertentu, ditemukan atau dikembangkan untuk mempelajari cara mengatasi ( Munandar, 2001:262).
Beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan cata berpikir, bekerja, berperilaku anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan mereka. Budaya organisasi umumnya menekankan pada pentingnya nilai-nilai yang dianut bersama dan ikatan kepercayaan serta pengaruhnya terhadap perilaku anggota organisasi. Hal inilah yang membedakan satu organisasi dengan organisasi yang lainnya.
Kata kultur memiliki banyak arti dan konotasi. Schein menyarankan bahwa kultur harus digunakan untuk tingkat asumsi dan keyakinan yang lebih dalam yang dirasakan bersama oleh para anggota suatu organisasi yang bekerja tanpa disadari. Summe (1983) mengungkapkan bahwa kultur bukanlah perilaku yang jelas atau benda yang dapat terlihat dan diamati oleh seseorang. Kultur juga bukan falsafah atau sistem nilai yang mungkin diucapkan atau ditulis oleh pendirinya dalam anggaran dasar tetapi merupakan asumsi-asumsi yang terletak dibelakang nilai yang menentukan pola perilaku dan dibalik benda yang dapat terlihat seperti tata letak kantor, pakaian seragam dan sebagainya (Cahyono, 1996:53)
E.B.Tylor mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleksitas yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusian sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku normatif, yang mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak (Mursid, 2001:24).
Kluckhohn (Geertz,1992:4-5) mengungkapkan ada 11 definisi kebudayaan sebagai : (1) Keseluruhan cara hidup suatu masyarakat; (2) Warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya; (3) Suatu cara berpikir, merasa dan percaya; (4) Suatu abstraksi dari tingkah laku; (5) Teori dari para antropologi tentang cara suatu kelompok masyarakat bertingkah laku; (6) Gudang guna mengumpulkan hasil belajar; (7) Seperangkat orientasi-orientasi standar pada masalah-masalah yang sedang berlangsung; (8) Tingkah laku yang dipelajari; (9) Mekanisme untuk penataan tingkah laku secara normatif; (10) Seperangkat tehnik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar maupun dengan orang lain; dan (11) Suatu endapan sejarah.
Hofstede (1980:24) mendefinisikan budaya sebagai program mental kolektif yang membedakan anggota suatu kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain. Budaya perusahaan memiliki dua tingkatan yang berbeda dilihat dari sisi kejelasan dan ketahanan menghadapi perubahan. Pada tingkat yang kurang terlihat, budaya berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut bersama oleh kelompok dan cenderung tetap bertahan meskipun anggota kelompok sudah berubah. Pada tingkatan selanjutnya, budaya menggambarkan pola perilaku suatu organisasi sehingga anggota baru secara otimatis terdorong untuk mengikuti perilaku teman kerjanya (Kotter dan Hesket,1992:4).
Atmosoeprapto (2000:70) menyimpulkan dari pendapat Schein bahwa budaya perusahaan memiliki pengertian sebagai aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari sumber daya manusia dalam menjalankan kewajiban dan nilai-nilai untuk berperilaku di dalam organisasi/perusahaan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa budaya perusahaan adalah pola terpadu perilaku manusia di dalam organisasi/perusahaan termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan, pembicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan kepada generasi berikutnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Park dan Ungson (1997) mengungkapkan pengaruh budaya perusahaan terhadap perusahaan gabungan (joint), bahwa perbedaan budaya tidak memiliki pengaruh terhadap pembubaran joint. Bahkan perusahaan gabungan Jepang-Amerika bertahan lebih lama daripada gabungan perusahaan Amerika-Amerika.
Budaya organisasi menurut Tosi et., al. (1994) adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi (Munandar, 2001:263) . Sedangkan Susanto (1997:3) memberikan definisi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.
Budaya perusahaana banyak diyakini perusahaan sebagai budaya kerja yang berdampak besar terhadap kinerja perusahaan. Schein menyatakan budaya perusahaan/organisasi sebagai pola asumsi dasar yang telah dikemukakan oleh suatu kelompok tertentu, ditemukan atau dikembangkan untuk mempelajari cara mengatasi ( Munandar, 2001:262).
Beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan cata berpikir, bekerja, berperilaku anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan mereka. Budaya organisasi umumnya menekankan pada pentingnya nilai-nilai yang dianut bersama dan ikatan kepercayaan serta pengaruhnya terhadap perilaku anggota organisasi. Hal inilah yang membedakan satu organisasi dengan organisasi yang lainnya.
Post a Comment for "Pengertian Budaya dan Budaya Organisasi"